Birokrasi Lamban dan Manipulatif

Birokrasi Lamban dan Manipulatif

\"DrsBENGKULU, BE - Program perubahan yang digadang-gadang pasangan Walikota H Helmi Hasan SE dan Wakil Walikota Ir Patriana Sosialinda disinyalir bakal terganjal oleh birokrasi.  Sebagaimana diketahui, pasangan ini mengusung berbagai macam program yang realisasinya menuntut keseriusan, keberanian, ketelitian serta kehati-hatian yang bertolak belakang dengan mental birokrasi yang ada selama ini.  Demikian dinyatakan pengamat administrasi publik Universitas Bengkulu (Unib), Drs Achmad Aminudin MSi saat dijumpai di kediamannya, belum lama ini.

Dijelaskan pria yang juga menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana Studi Ilmu Administrasi Unib ini, penelitian yang mereka lakukan terhadap mental birokrasi Pemda Kota menunjukkan hasil, bahwa budaya birokrasinya cenderung lamban dan manipulatif. Sehingga untuk melaksanakan program-program seperti Satu Miliar Satu Kelurahan (Samisake), Rumah Sakit (RS) Kota dan 50 ribu lapangan kerja baru, Pemda Kota perlu mendobrak budaya birokrasi tersebut.

\"Peran dan dukungan dari birokrasi harus dimantapkan. Helmi harus mampu membenahi birokrasinya agar semua jajaran dibawah pemerintahannya dapat mempersamakan persepsi mereka untuk mencapai tujuan-tujuan besar yang hendak dicapai dalam pemerintahannya,\" katanya.

Ditambahkan pria yang sedang menempuh ujian doktoral ini, membenahi persoalan birokrasi disetiap SKPD harus menjadi prioritas Pemda Kota agar mencapai hasil yang maksimal. Ia mengingatkan, jangan sampai program-program yang dicetuskan dengan budget yang besar dimanfaatkan oleh sebagian kalangan untuk meraup keuntungan pribadi.

\"Walikota harus bisa mengontrol bawahannya agar mengelola anggaran publik dengan bersih dan transparan. Kalau memang ada anggaran yang tidak diperlukan, jangan dimasukkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA). Jangan sampai ada celah bagi birokrasinya untuk berbuat korupsi. Karena itu akan menjadi investasi negatif bagi masa depan pemerintahannya,\" tandas Aminudin.

Tantangan berikutnya, lanjut Aminudin, adalah bagaimana membuat masing-masing SKPD dapat bersinergi dalam melaksanakan program tertentu. Dalam hal ini, ia mewanti-wanti jangan sampai ada ego sektoral pada setiap SKPD sehingga program yang seharusnya dilaksanakan bersama, justru dikerjakan sendiri-sendiri.

\"Disinilah tantangan efektifitas pemerintahan Helmi dan Linda diuji. Mereka harus menunjukkan bahwa mereka berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Memanajemen agar setiap SKPD dapat bersinergi membutuhkan kepiawaian mereka dalam memerintah,\" tukasnya.

Ketika hendak dikonfirmasi, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Drs Yadi MM tidak memberikan respon. Baik telepon maupun pesan singkat yang ditujukan kepadanya, hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: